Pembaca buletin Hidayah yang dirahmatioleh Allah SWT. Alhamdulillah bulan Syawal kembali menjumpai kita, bulan yang selalu indentik seb...
Pembaca buletin
Hidayah yang dirahmatioleh Allah SWT. Alhamdulillah bulan Syawal kembali
menjumpai kita, bulan yang selalu indentik sebagai bulan silaturrahim dan
saling memaafkan. Walaupun sejatinya silaturrahim tidak hanya dilakukan pada
bulan itu. Tradisi negara kitalah yang menganggap bulan syawal sebagai bulan
mudik bagi perantau untuk kembali bersilaturrahim dengan kerabat di kampungnya.
Pada dasarnya manusia
adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan perhatian, teman dan kasih sayang
dari sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan hubungan,
diantaranya hubungan emosional, sosial, ekonomi dan hubungan kemanusiaan
lainnya. Maka demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk selalu
berusaha berbuat baik terhadap sesamanya. Islam sangat memahami hal tersebut,
oleh sebab itu silaturahmi harus dilaksanakan dengan baik.
Sesungguhnya
silaturahmi merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan memberikan kepada
pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat, menjadikannya diberkahi di manapun ia
berada, Allah swt memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan
perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda. Keutamaannya sangat
banyak, profitnya melimpah, buahnya matang, pohon-pohonnya baik yang memberikan
makanannya di setiap waktu dengan izin Rabb-nya. Kaum muslimin hendaknya tidak
melalaikan dan melupakannya. Sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan
amal shalih ini. Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi,
seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi
merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia?
Sesungguhnya
sempurnalah dengannya keakraban, tersebar kasih sayang dengan perantaraannya,
dan merata rasa cinta. Ia adalah bukti kemuliaan, tanda muru`ah, mengusahakan
bagi seseorang kemuliaan, pengaruh, dan wibawa. Karena alasan itulah
berlomba-lomba padanya orang-orang mulia yang berakal, maka mereka menyambung
(tali silaturrahim) kepada orang yang memutuskan dan memberi kepada orang yang
tidak mau memberi, serta bersifat santun kepada yang bodoh. Tidaklah nampak
muru`ah kecuali ada padanya tali kekeluargaan yang disambung kembali, kebaikan
yang diberikan, kesalahan yang dimaafkan, dan uzur yang diterima.
Larangan memutus Silaturahim termasuk akhlak yang mulia.
Dianjurkan dan diseru
oleh Islam. Diperingatkan untuk tidak memutuskannya. Allah Ta’ala telah menyeru
hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam sembilan belas ayat
di kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya
dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di
muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang
dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan
mereka.” (QS Muhammad :22-23).
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’:1).
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’:1).
Silaturahmi merupakan
perintah Allah dan Rasul-Nya, apa bila kita melaksanakan perintah tersebut
disamping kita mendapatkan pahala juga akan mendapatkan keutamaan-keutamaan
yang sangat banyak sekali, diantara keutamaan tersebut adalah :
Pertama, silaturahmi merupakan sebagian dari
konsekuensi iman dan tanda-tandanya.
Dari Abu Hurairah ra oa berkata, Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”. (HR Bukhori dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra oa berkata, Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”. (HR Bukhori dan Muslim)
Kedua, silaturahmi adalah penyebab
bertambah umur dan luas rizqi.
Dari Abu Hurairah t ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR Bukhori dan Muslim)
Dari Abu Hurairah t ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR Bukhori dan Muslim)
Ketiga, silaturahmi menyebabkan adanya
hubungan Allah swt bagi orang yang menyambungnya.
Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia SWT selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia SWT berfirman: "Benar, apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?" Ia menjawab: iya. Dia SWT berfirman: "Itulah untukmu"
Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia SWT selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia SWT berfirman: "Benar, apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?" Ia menjawab: iya. Dia SWT berfirman: "Itulah untukmu"
Keempat, akan selalu berhubungan dengan
Allah swt.
Dari Aisyah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: “Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Aisyah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: “Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kelima, silaturahmi merupakan salah satu
penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka.
Dari Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: “Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka. Maka Nabi saw bersabda : “Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: “Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka. Maka Nabi saw bersabda : “Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari dan Muslim)
Keenam, silaturahmi merupakan ketaatan
kepada Allah swt dan ibadah besar, serta petunjuk takutnya hamba kepada
Rabb-Nya, sehingga ia menyambung tali silaturahmi tatkala Allah swt menyuruh
untuk disambung.
Firman Allah swt : “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. Ar-Ra’d :21)
Firman Allah swt : “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. Ar-Ra’d :21)
Ketuju, silaturahim merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah swt.
Dari seorang laki-laki dari Khos’amm berkata: “Saya mendatangi Rasulullah sawsedangkan beliau sedang bersama salah seorang sahabatnya, aku berkata: kamu mengaku bahwa engkau adalah Rasulullah? Rasulullah saw menjawab: “iya”, aku bertanya: amalan apa yang paling dicintai Allah swt. Beliau menjawab; “Beriman kepada Allah swt ”, aku bertanya lagi, kemudian apa lagi ? beliau menjawab : “kemudian menyambung silaturahmi”. (HR Abu Ya’la dengan sanan Jayyid)
Dari seorang laki-laki dari Khos’amm berkata: “Saya mendatangi Rasulullah sawsedangkan beliau sedang bersama salah seorang sahabatnya, aku berkata: kamu mengaku bahwa engkau adalah Rasulullah? Rasulullah saw menjawab: “iya”, aku bertanya: amalan apa yang paling dicintai Allah swt. Beliau menjawab; “Beriman kepada Allah swt ”, aku bertanya lagi, kemudian apa lagi ? beliau menjawab : “kemudian menyambung silaturahmi”. (HR Abu Ya’la dengan sanan Jayyid)
Kedelapan, sesungguhnya ganjaran silaturahmi lebih besar dari pada
memerdekakan budak
Dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu ‘anha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak memberi kabar kepada Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: “Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya: “Apakah sudah engkau lakukan?” Dia menjawab: Ya. Beliau bersabda: “Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu ‘anha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak memberi kabar kepada Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: “Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya: “Apakah sudah engkau lakukan?” Dia menjawab: Ya. Beliau bersabda: “Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kesembilan, di antara besarnya ganjaran silaturahmi, sesungguhnya sedekah
terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain.
Dari Salman bin ‘Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda: “Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR Tirmidzi)
Dari Salman bin ‘Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda: “Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR Tirmidzi)
Demikian pula dengan hadits Zainab ats-Tsaqafiyah, istri Abdullah bin
Mas’ud ra, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi saw: “Apakah boleh dia
bersedekah kepada suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhannya? Maka
Nabi saw bersabda: “Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala
sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ancaman memutus silaturrahmi
Sebaliknya apabila
meninggalkan silaturahmi maka akan mendapatkan ancaman dan akibat yang
diperoleh. Di antara ancaman memutuskan silaturahmi adalah:
1. Tidak akan diterima
amalnya
Dari Abu Hurairah ra berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya perbuatan anak cucu adam diperlihatkan pada setiap kamis malam jumat, maka tidak akan diterima amalnya orang yang memutus tali silaturahmi.” (HR Ahmad)
Dari Abu Hurairah ra berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya perbuatan anak cucu adam diperlihatkan pada setiap kamis malam jumat, maka tidak akan diterima amalnya orang yang memutus tali silaturahmi.” (HR Ahmad)
2. Akan terputus hubungannya
dengan Allah swt.
Rasulullah saw bersabda, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya,” [HR. Bukhari, dan Muslim].
Rasulullah saw bersabda, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya,” [HR. Bukhari, dan Muslim].
3. Tidak termasuk
golongan yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat. Karena salah satu
tanda keimanan seseorang adalah senantiasa meghubungkan silaturahmi.
4. Akan dilaknat oleh
Allah dan dimasukan kedalam neraka jahanam.
Allah swt berfirman : “Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan Mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam). “(QS Ar’Rad : 25)
“Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? mereka Itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.”(QS Muhammad 22-23)
Allah swt berfirman : “Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan Mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam). “(QS Ar’Rad : 25)
“Maka Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? mereka Itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.”(QS Muhammad 22-23)
5. Tidak masuk surga
Dari Jubair bin Mut’im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda, ” Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan.”. Sufyan berkata : “yaitu yang memutus hubungan tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Jubair bin Mut’im ra sesungguhnya Rosulullah saw bersabda, ” Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan.”. Sufyan berkata : “yaitu yang memutus hubungan tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Itulah beberapa
keutamaan bagi orang yang melakukan silaturahmi dan ancaman bagi orang yang
meninggalkannya.