Pembaca buletin Hidayah, banyak ayat didalam Al-Quran yang menceritakan tentang barakahnya malam ini, dimana pada malam ini diturunkan Al...
Pembaca buletin Hidayah, banyak ayat didalam Al-Quran yang menceritakan
tentang barakahnya malam ini, dimana pada malam ini diturunkan Al-Quran. Banyak
diantara orang menunggu kedatangan Lailatur Qadar dalam sepuluh hari terakhir.
Ada suatu hal yang masih tersimpan dalam benak hati kita semua. Sebuah
pertanyaan terdalam. Pernahkah Nabi SAW melihat langsung Lailatul Qadar? Adakah
sahabat-sahabat juga pernah melihatnya? Kita pernah mendengar banyak
hadis-hadis yang menceritakan tanda-tanda malam tersebut, adakah kita bisa
melihatnya dengan mata kepala kita sendiri.
Berkata Ibnu Abbas bahwa Allah SWT telah menurunkan Al-Quran keseluruhannya
(secara total) dari Lauhul Mahfuz ke Baitul ‘Izzah dari langit dunia kemudian
ia diturunkan secara berpisah dan berperingkat selama 23 tahun keatas Nabi SAW,
kemudian firman Allah beliau memuliakan Lailatul Qadar dimana Allah SWT telah
mengizinkan penurunan Al-Quran.
Keistimewaan
Lailatul Qadar
Sheikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi merujuk kepada surah Al-Qadar didalam
membicarakan persoalan keistimewaan Lailatul Qadar, katanya :
“Allah telah
memuliakan Al-Quran dimalam ini, dan ditambahnya dengan maqam yang mulia, yaitu
kedudukan dan kemuliaannya yang sangat banyak dari kebaikan dan kelebihan dari
1000 bulan. Apa-apa ketaatan dan ibadah didalamnya menyerupai 1000 bulan yang
bukan Lailatul Qadar. 1000 bulan ini menyamai 83 tahun 4 bulan. Hanya di satu
malam ini lebih baik dari umur seseorang yang menghampiri 100 tahun, jika
tambah berapa tahun beliau baligh dan dipertanggung jawabkan”.
Dan pada malam
itu turunnya malaikat-malaikat dengan rahmat Allah dengan kesejahteraan dan
barakahnya. Dan kesejahteraanya melimpah sehingga ke terbit fajar. Didalam
As-sunnah, banyak hadist-hadist yang menyebutkan mengenai keutamaan Lailatul
Qadar ini. Yang banyak dianjurkan untuk mencarinya pada 10 malam terakhir.
Dalam Sahih Bukhari dari Hadis Abu Hurarirah, “Barangsiapa yang berqiam dimalam
Al-Qadar dengan penuh keimanan dan bersungguh-sungguh maka telah diampunkannya
apa yang telah lalu dari dosanya”. (Riwayat Bukhari
didalam Kitab Al-Saum).
Rasulullah SAW telah memberi penjelasan kepada siapa yang lalai dan tidak
memperhatikan malam tersebut, yaitu sama seperti menghalang diirinya dari
menerima kebaikannya dan ganjarannya. Berkata para sahabat yang telah dinaungi
mereka bulan Ramadan, “Sesungguhnya bulan
ini telah hadir kepada kamu didalamnya mengandung malam yang lebih baik dari
1000 bulan. Siapa yang memuliakannya maka beliau akan dimuliakan kebaikan semua
perkara. Dan siapa yang tidak memuliakannya maka kebaikannya akan dihalang”.
(Riwayat Ibnu Majah dari Hadis Anas, isnad Hassan sebagaimana didalam Sahih
Jaami’ Al-Saghir).
Sheikh Ibnu Taimiyyah (Majmu’ fatawa – Jilid-25/286) didalam membicarakan
soalan yang mana satu lebih afdal, diantara Malam Isra’ Nabi saw atau Lailatul
qadar? Kata: “Sesungguhnya Malam Isra’ lebih afdal dan Malam Al-Qadar lebih
afdal bila dinisbahkan kepada umat…”. Manakah yang lebih afdal 10 Zulhijjah
atau 10 malam terakhir Ramadan?. Kata Ibnu Taimiyyah, “Hari 10 Zulhijjah lebih
afdal dari hari 10 dari bulan Ramadan. Dan malam-malam 10 akhir Ramadan lebih
afdal malam 10 Zulhijjah”. Jelas menunjukkan bahwa para ulama menyatakan bahwa
malam lailatul Qadar ini sangat istimewa kepada umat Muhammad.
Dapatkah
Lailatul Qadar dilihat dengan mata?
Dua tokoh ulama’ Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz bin Baaz dan Sheikh Salleh
Munajjid berkata: “Malam Qadar boleh dilihat dengan mata kepada siapa yang
diberi taufiq oleh Allah SWT dan dengan menggunakan tanda-tandanya. Para
sahabat r.h. mencarinya berdasarkan tanda-tandanya tetapi tiada laporan yang
mengatakan mereka telah melihatnya. Akan tetapi tidak ada larangan mencari
hasil fadilah bagi siapa yang beriman dan bersungguh-sungguh”, kata beliau.
Haruskah
mencari Lailatul Qadar?
Ada beberapa hadis yang menunjukkan betapa ruginya seseorang yang tidak
pernah berusaha mencari Lailatul Qadar. Menurut Sheikh Abdul Aziz bin Baaz dan
Sheikh Salleh Munajjid beliau berkata; “Seorang Islam haruslah mencari malam 10
terakhir Ramadan sebagaimana Rasulullah SAW mengarahkan umatnya menuntut
ganjaran dan pahala di mana seseorang yang mendirikannya dan iman dan azam
malam tersebut, dia akan menerima ganjarannya dan jika tidak bahwa Rasulullah
SAW telah bersabda: “Barangsiapa yang berqiam di malam Qadar dengan keimanannya
maka Allah akan mengampunkan dosanya yang telah lalu”. Dalam riwayat lain,
“Barangsiapa yg berqiam dan mencarinya kemudian ia akan diampunkan dosa yang
sebelumnya dan yang terakhir.”
Tanda-tanda
Lailatul Qadar
Menurut Sheikh Abdul Khaliq Al-Sharrif bahwa tanda-tanda Lailatul Qadar
akan ditunjukkan pada pagi harinya matahari akan memancar dan cuacanya yang
agak sejuk. Sheikh Saleh Munajjid mengatakan bahwa matahari yang keluar itu
tidak memancarkan cahaya. Sheikh Dr Yusuf Qaradhawi mengatakan terdapat juga
berbagai tanda, seperti cahayanya merah kelemah-lemahan dan pada malam itu
hujan dan angin sepoi-poi, tiada bau dan tiada sejuk sebagaimana yang disebut
oleh Al-Hafiz didalam Fathul Bari’.
Kata Al-Qaradhawi: “Semua tanda ini tidak memberi kepastian mengenainya. Tidak mungkin ia
berulang-ulang, karena malam Al-Qadar selalu berbeda-beda cuacanya dalam
berbagai negara, berbeda pula waktunya. Ia mungkin dijumpai di sebuah negara
Islam yang tidak putus hujannya, dan kemungkinan di negara lain yang
keluarganya bersholat istiqo’ yang berdepan dengan kemarau, dan negara-negara
berbeda dari segi kepanasan dan kesejukannya, naik matahari dan turunnya, kuat
atau lemah pancarannya, maka mustahil untuk mendapat titik pertemuan ini.
Kajian ulama’ mengatakan: boleh di ambil malam-malam yang tertentu Lailatul
Qadar itu dari sebahgian manusia. Ia hanya kelihatan kepada dia seorang saja
yang melihatnya. Atau menerima mimpi didalam tidur, atau berlaku (karamah)
keajaiban yang luar biasa. Atau Ia terjadi kepada keseluruhan umat Islam agar
ia menerima ganjaran kepada siapa saja yang berpeluang melakunya. Dan Ia tidak
nampak apa-apa yang berlaku. Kebanyakkan ulama’ mengambil pandangan yang awal
tadi.
Amalan saat
Lailatul Qadar
Kemuliaan malam tersebut dan seruan-seruan dari hadist-hadist yang menyuruh
umat Islam mencari malam tersebut mungkin akan menimbulkan sedikit pertanyaan.
Apakah malam itu khusus bagi mereka-mereka yang alim saja atau bisa berlaku
bagi masyakat umum. Yusuf Qaradawi mengatakan bahwa malam itu datang untuk
semua orang yang benar-benar menginginkannya. Kata Qaradhawi:
“Maka Malam al-Qadar ialah malam umum untuk semua yang menuntutnya. Yang
menginginkan kebaikan dan ganjarannya, dan apa yang disisi Allah di dalamnya,
itu lah malam ibadah dan malam ta’at, dan bersolat, bertilawah, berdo’a,
bersedekah, menjalinkan perhubungan, beramal sholeh, dan melakukan
kebaikan-kebaikan”.
“Yang harus dilakukan oleh orang Islam pada malam ialah; Bersholat Isya’
secara berjamaah, sholat subuh berjamaah dan pada malamnya mendirikan
qiamullail. Di dalam hadist Sahih diriwayatkan Nabi bersabda, “Barangsiapa yang
bersholat Isya’ berjamaah, seolah-olah ia berqiam di separuh malam, dan
barangsiapa yang bersolat subuh berjamaah, seolah-olah ia bersholat disepanjang
malam tersebut. (Riwayat Ahmad, Muslim). (ANN/cha)