Pada tahun ini, bulan Rajab atau bulan ketujuh dalam penanggalan hijriyah, jatuh tepat pada 9 April 2016. Ini menjadi satu momen penting ...
Pada tahun ini, bulan Rajab atau bulan
ketujuh dalam penanggalan hijriyah, jatuh tepat pada 9 April 2016. Ini menjadi
satu momen penting dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, yang oleh
Rasulullah SAW memang sudah dinantikan dua bulan sebelumnya, yakni sejak bulan
Rajab dan Sya'ban.
Bulan Haram
Bulan Rajab merupakan salah
satu bulan Muharram yang artinya dimuliakan (ada empat bulan utama:
Dzulqai'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Rajab terletak antara bulan
Jumadil Akhir dan bulan Sya'ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram
termasuk bulan haram.
Sebagaimana firman Allah SWT, ''Sesungguhnya
bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi; di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam
bulan yang empat itu.” (QS at Taubah 9 : 36)
Ketika
menjelaskan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan bahwa sanksi berbuat dosa di
bulan-bulan haram jauh lebih berat dibandingkan bulan-bulan lainnya, selain
bulan suci Ramadhan. Sebaliknya, amal shalih di bulan-bulan haram pahalanya
lebih besar dibandingkan di bulan lainnya, kecuali Ramadhan.
“Sesungguhnya
mengerjakan perbuatan zalim di bulan-bulan haram, maka dosa dan sanksinya jauh
lebih besar dibandingkan melakukan perbuatan zalim di bulan-bulan lainnya,”
kata Ibnu Abbas yang dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
“Amal
shalih di bulan haram pahalanya lebih besar, dan kezaliman di bulan ini dosanya
juga lebih besar dibanding di bulan-bulan lainnya, kendati kezaliman di setiap
keadaan tetap besar dosanya.”
Meskipun
diterangkan amal shalih di bulan Rajab lebih besar pahalanya, tidak ada amal
khusus di bulan Rajab ini. Baik berupa mandi awal Rajab, shalat malam maupun
puasa yang dikhususkan pada tanggal-tanggal tertentu.
Keutamaan tersebut juga diperkuat
dengan sabda Nabi Muhammad SAW, ''Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah
bulanku dan Ramadhan bulan umatku.''. Dalam salah satu riwayat, di dalam
bulan Rajab inilah Malaikat Jibril pertama kali turun kepada Rasulullah SAW
dengan membawa risalah, juga di bulan Rajab pula Nabi SAW di-isyara'kan.
Bukan tanpa sebab mengapa bulan-bulan
tersebut disebut sebagai bulan haram. Seperti diuraikan al Qodhi Abu Ya'la ra,
terdapat dua alasan yang mendasarinya;
Pertama, diharamkan pada bulan tersebut adanya
pembunuhan. Hal tersebut juga diyakini oleh orang-orang Jahiliyyah sejak zaman
dahulu.
Sementara sebab kedua, segala
perbuatan haram dilarang mengingat kemuliaan bulan tersebut. Sebaliknya,
sebagian ulama berpendapat jika pada bulan-bulan itu hendaknya dimanfaatkan
untuk melakukan berbagai amalan yang baik.
Oleh karena itulah, para salaf amat
menyukai untuk melakukan puasa serta berbagai amalan lainnya pada bulan haram.
Sufyan Ats Tsauri mengungkapkan, ''Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang
berpuasa di dalamnya.'' (Latho-if Al Ma'arif, 214).
Masing-masing bulan
haram ini memang memiliki keistimewaan. Bulan Dzulqa'idah disebut sebagai
salah satu bulan haji (asyhurul hajj), antara lain bulan Syawal, Dzulqa'idah,
dan 10 hari dari bulan Dzulqa'idah.
Allah SWT
menngkhususkan bulan-bulan itu untuk pelaksanaan ibadah haji ke Tanah Suci bagi
umat Muslim dari seluruh dunia. Begitu pula sebagian ulama yang menilai bahwa
bulan haji tersebut merupakan waktu utama untuk melaksanakan ibadah umrah, di
samping pula pada bulan Ramadhan.
Pada bulan Dzulhijah,
adalah ketika tiba prosesi manasik haji. Di dalamnya terdapat 10 hari pertama
yang penuh keberkahan, serta tiga hari selanjutnya yakni hari tasyrik.
Bulan Muharram inilah
bulan pertama dalam kalender Hijriah. Ibnu Rajab al Hambali menyatakan bahwa
bulan Muharram juga disebut syahrullah (bulan Allah) sehingga menjadikannya
bulan penuh keutamaan.
Karenanya, sesuai
sabda Nabi SAW, dianjurkan untuk berpuasa di bulan ini. ''Puasa yang paling
utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram, sedang shalat
yang paling afdhal sesudah shalat fardhu adalah shalat malam.'' (HR Muslim).
Sementara bagi bulan
Rajab, seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa inilah awal mula persiapan
memasuki bulan suci Ramadhan. Banyak kalangan ulama yang berpendapat, hendaknya
pada bulan-bulan itu (Rajab dan Sya'ban), diisi dengan amalan-amalan.
Bulan yang Dekat dengan Ramadhan
Rajab
adalah bulan yang dekat dengan bulan Ramadhan. Antara Rajab dan Ramadhan hanya
dipisahkan dengan Sya’ban. Di antara kebiasaan para ulama, mereka menyiapkan
diri menyambut bulan Ramadhan sejak bulan Rajab. Hal ini bisa dilihat dari doa
yang sangat populer:
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan
Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan”
Doa
itu juga tercantum dalam riwayat Al-Baihaqi dan Thabrani, tapi derajatnya dhaif
menurut Syaikh Al Albani. Namun, ada juga doa sejenis dengan matan berbeda
dalam riwayat Ahmad.
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan
Sya’ban, serta berkahilah kami dalam bulan Ramadhan” (HR. Ahmad)
Jika
sebuah hadits diketahui dhaif, tidak boleh diyakini sebagai sabda Rasulullah.
Namun, boleh saja berdoa dengan doa dalam berbagai bahasa. Dan banyak ulama
yang membaca doa tersebut. Sebagai permohonan kepada Allah agar diberkahi di
bulan Rajab, Sya’ban dan dipertemukan dengan bulan Ramadhan.
Bulan Isra’ Mi’raj
Bulan Rajab juga
menjadi istimewa karena berkaitan dengan peristiwa Isra dan Miraj. Peristiwa
Isra Miraj memiliki arti penting bagi umat Muslim. Inilah momen perjalanan
Rasulullah SAW dari Makkah ke Baitul Maqdis (Isra) dan kemudian menuju Sidratul
Muntaha (Miraj) untuk menerima perintah shalat lima waktu dari Allah SWT.
Itulah antara lain keutamaan dan keistimewaan bulan-bulan Haram.
Kendati
masih diperselisihkan oleh sejumlah ulama, termasuk Syaikh Shafiyurrahman Al
Mubarakfury dalam Ar Rahiqul Makhtum, 27 Rajab diyakini sebagai tanggal
terjadinya Isra’ Mi’raj, terutama oleh para ulama di Indonesia. Isra’ Mi’raj
adalah perjalanan luar biasa yang melalui peristiwa itu Rasulullah mendapatkan
perintah shalat lima waktu. Jika perintah yang lain diturunkan kepada
Rasulullah melalui malaikat Jibril, khusus untuk shalat lima waktu ini,
Rasulullah ‘dipanggil’ langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka
sepatutnya, di bulan Rajab ini kita memperbaiki kualitas shalat kita dan
setelah itu kita memperbaiki kualitas jiwa dengan puasa wajib di bulan
Ramadhan. Wallahu a’lam bish shawab.